“Dulu mamah pernah berdo’a saat kamu lahir, supaya kelak
kamu menjadi wanita pencinta Al Qur’an. Dan alhamdulillah do’a mamah terkabul.”
Ucap mamah lirih saat melihatku sedang membaca Al Qur’an malam itu.
“Aamiin.” Jawabku haru.
Subhanallah sampai detik ini ada rasa haru yang tertahan
di dalam tenggorokanku kalau mengingat kata-kata yang keluar dari mulut seorang
ibu yang tulus mendo’akan anaknya, bingung saat itu ingin berkata apalagi tapi
yang ada dipikiranku saat itu hanya terus menerus bersyukur karena Allah sudah
menakdirkan aku bergabung di grup ODOJ ini.
Sudah hampir 5 bulan aku bergabung di grup ODOJ, awalnya
aku memang belum tahu tentang ODOJ mulai dari singkatannya sampai kegiatannya.
Aku hanya tahu kalau di sosial media mulai ramai membicarakan ODOJ. Ada rasa
penasaran yang membuat aku ingin tahu tentang ODOJ lebih jauh tapi saat itu aku
hanya tahu kalau ODOJ adalah singkatan dari One Day One Juz. Seketika hatiku
bergetar, bagaimana caranya tilawah satu hari satu juz? Sama sekali belum
pernah ada di dalam pikiranku untuk tilawah satu hari satu juz karena selama
ini aku hanya tilawah satu lembar dalam sehari dan itu hanya ba’da maghrib
saja, astaghfirullah.
“Aku juga ingin mengikuti kegiatan itu, terus aku harus
memulainya dari mana?” ucapku dalam hati. Diri ini sangat malu ketika ada temanku
yang sudah mengikuti kegiatan itu tapi aku hanya bisa membatin, “apakah aku
bisa tilawah satu juz dalam sehari?” “Apakah ada waktu disela-sela kegiatan
kuliahku untuk tilawah satu juz?” Banyak keraguan yang menahanku untuk tidak
bertanya bagaimana cara bergabung di kegiatan itu.
Sempat terlintas di pikiranku bahwa ODOJ hanya kegiatan
untuk orang-orang yang ilmu agamanya sudah baik dan hanya untuk kalangan
tertentu. Tapi Allah Maha Baik, ketika hambaNya berusaha untuk menjemput
hidayahNya kemudian ragu, Allah tidak sungkan-sungkan untuk menyambut
kedatangan kita, mengulurkan tangannya dan kemudian meyakinkan untuk terus
berjalan ke arah yang lebih baik.
Melalui perantara kakak kelasku di kampus, aku diajak
untuk bergabung di grup ODOJ, Allah menepiskan semua keraguanku dan membuatku
yakin untuk memutuskan bergabung. Aku ingat persis waktu itu tanggal 4 Januari
2014 aku bergabung dengan grup ODOJ, awalnya aku bingung karena beberapa kali
ada yang mengirim pesan untuk memilih juz mana yang mau aku baca. Aku memang
belum bertanya kepada kakak kelasku bagaimana mekanismenya setelah masuk grup.
Saat itu aku sedang ada acara dan tidak sempat untuk terus memegang handphone
dan merespon pesan itu, data paket internetpun tidak aku aktifkan, baru sore hari
aku bisa mengaktifkannya ternyata aku sudah tidak bisa bergabung dengan grup
tersebut karena jumlah anggotanya sudah cukup 30 orang.
Ada rasa kecewa karena aku pikir tidak ada lagi
kesempatan buatku untuk bergabung dengan grup ODOJ. Tapi subhanallah, keesokan
harinya aku diundang untuk bergabung dengan grup ODOJ yang baru. Saat itu aku masih
bingung karena banyak yang keluar masuk grup tapi itu hanya sebentar saja
karena dengan kecepatan sepersekian menit grup sudah lengkap 30 orang. Hari itu
juga alhamdulillah aku resmi bergabung dengan grup ODOJ 1988. Allahuakbar!!!
Banyak informasi yang aku dapatkan langsung dari mba
citra admin grupku tentang peraturan-peraturan yang berlaku di ODOJ, mulai dari
tata cara melapor jika tilawah sudah selesai dibaca dan batasan waktu yang
diberikan. Aku dapat menyimpulkan bahwa untuk melakukan kegiatan hal positif
apapun awalnya memang harus dipaksakan, sehingga kedisiplinan dan komitmen
untuk terus melakukan kegiatan positif itu dapat tertanam di kehidupan kita.
Bukan hal yang mudah untuk membiasakan membaca Al Qur’an
yang awalnya hanya satu lembar kemudian dalam waktu 24 jam harus membaca satu
juz. Banyak alasan yang timbul di dalam hati, mulai dari waktu kuliah yang dari
pagi sampai sore dan waktu setelah itu yang digunakan untuk istirahat dan
mengerjakan tugas. Di dalam pikiranku saat itu bagaimana cara membagi waktu
untuk menyeimbangkan itu semua. Tapi sekali lagi benar kata pepatah bisa karena
terbiasa, tidak butuh waktu lama buatku untuk beradaptasi dengan kegiatan
positif ini. Alhamdulillah.
Proses untuk menjadi yang lebih baik memang sangat butuh perjuangan,
jalannya pun tidak mudah untuk dilalui. Keyakinan untuk tetap bertahan di ODOJ
kembali goyah ketika aku menemukan link chripstory di sosial media tentang ODOJ,
disitu aku baca tentang opini penulis yang diperkuat dengan kutipan hadits dan
Al Qur’an yang bisa disimpulkan kalau penulis tidak setuju dengan adanya
kegiatan membaca Al Qur’an seperti ODOJ, astaghfirullah. Saat itu aku sangat
galau harus bagaimana, ada rasa khawatir jika ternyata kalau aku salah
melangkah saat ini tapi aku coba bertanya kepada teman-temanku yang juga bergabung
dengan grup ODOJ. Ada nasihat dari temanku yang sampai sekarang masih aku
ingat, “segala sesuatunya membutuhkan proses begitu juga dengan membaca Al Qur’an,
tidak ada yang salah kalau itu berhubungan dengan Al Qur’an karena pada
dasarnya Allah yang menyuruh kita untuk membacanya. Mungkin saat ini kamu hanya
bisa membaca Al Qur’an saja tanpa membaca maknanya tapi ingatlah kalau Allah
menilai semua proses yang kita lakukan dan mulailah pelan-pelan untuk membaca
maknanya juga.” Saat itu juga keyakinanku semakin kuat untuk terus istiqomah membaca
Al Qur’an satu hari satu juz sampai detik ini.
Ada hal lain yang membuatku semangat untuk terus
istiqomah di ODOJ ini, yaitu keluarga baru. Alhamdulillah setelah Allah berbaik
hati menakdirkanku untuk bisa tilawah satu hari satu juz, Allah pun mengirimkan
30 akhwat sholehah yang menjadi keluarga baruku sekarang. 30 orang yang berbeda
dari segi umur, profesi dan daerah tempat tinggal tidak membuat kita tidak bisa
akrab. Seperti sudah kenal lama kita sering berbagi cerita tentang apapun,
mulai dari hobi, berbagi resep masakan, saling mengirim foto pribadi sampai
keluarga, berbagi tips kesehatan, bercerita tentang makanan khas daerah
masing-masing, muhasabah bersama, saling mengingatkan untuk dhuha, qiyamul lail
dan taushiyah. Subhanallah sangat indah persaudaraan ini ya Rabb, 5 bulan kita
jalani bersama penuh dengan canda, tawa, haru dan bahagia walaupun jarak yang
memisahkan kita tapi terasa begitu dekat jika persaudaraan ini terjalin karenaMu
ya Allah, semoga persaudaraan ini selamanya sampai akhir hayat kami, aamiin.
Suasana kekeluargaan juga sangat terasa jika ada salah
satu anggota grup yang tidak bisa tilawah, seperti peraturan yang disampaikan
juz bisa dilelang. Ketika waktu maghrib sudah dekat dan ada lelangan, biasanya
semua anggota grup berlomba untuk mengambil lelangan karena ingin khatam tepat
waktu. Ada rasa haru setiap menyaksikan kejadian ini karena sampai segitunya
kita mau khatam bersama-sama, ada rasa rindu ingin mengaamiinkan setiap do’a
khatam selesai dibacakan dan saling menyemangati satu sama lain. Memang butuh
perjuangan untuk khatam juz pribadi kemudian khatam 30 juz satu grup tapi Allah
selalu membantu disetiap rasa was-was yang kita rasakan. Sampai detik ini kita
terus berjuang bersama-sama untuk khatam setiap harinya. Allahuakbar!!!
Tidak mudah memang untuk terus berinteraksi hanya di
dunia maya, ada rasa rindu untuk berkumpul bersama-sama satu grup tapi mungkin
sampai saat ini hal itu belum bisa terjadi. Grand launching ODOJ tanggal 4 Mei
kemarin cukup membuatku senang walaupun tidak bisa ikut hadir ke acara itu tapi
menyaksikan di televisi saja sudah cukup. Merinding dan terharu ketika semua yang
hadir membacakan deklarasi, tidak bisa dijelaskan bagaimana rasanya tapi yang
jelas jiwa ini serasa ikut berada bersama-sama berkumpul disana, tilawah dan
berdo’a bersama dengan ribuan orang yang mencintai Al Qur’an.
Banyak perubahan yang aku rasakan, dari satu lembar sekarang
setiap hari bisa tilawah satu juz, tidak lupa juga aku selalu memasukkan Al
Qur’an kedalam tasku, tilawah sebelum kuliah, dan Al Qur’an menjadi penenang
bagiku ketika aku ada masalah. Dan satu do’a yang insya Allah sebentar lagi
akan terkabul, di bulan ramadhan tahun ini insya Allah aku bisa mengkhatamkan
Al Qur’an bersama-sama 30 saudariku tercinta di grup ODOJ 1988, aamiin.
“Ya Allah ya Rabb terima kasih Engkau telah mengabulkan
do’a ibuku yang berharap agar aku menjadi wanita pencinta Al Qur’an, jadikanlah
aku selalu istiqomah di jalan ini. Terima kasih juga ya Rabb Engkau mengirimkan
wanita-wanita pencinta Al Qur’an yang telah hadir didalam hidupku yang memberikan
kesejukan dan keceriaan di setiap harinya. Hadirkan selalu semangat di jiwa
kami yang sedang berjuang bersama di jalanMu ya Rabb. Ridhoilah persaudaraan
kami ini yang terjalin karenaMu. Pertemukanlah kami suatu saat nanti walaupun
bukan di dunia tapi pertemukanlah kami di JannahMu, aamiin.”
Penulis,
Siti Mawadah (G1988)
NB: "Lomba Menulis Kisah Inspiratif ODOJers"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar