Minggu, 01 Juni 2014

Wanita Pencinta Al Qur'an



“Dulu mamah pernah berdo’a saat kamu lahir, supaya kelak kamu menjadi wanita pencinta Al Qur’an. Dan alhamdulillah do’a mamah terkabul.” Ucap mamah lirih saat melihatku sedang membaca Al Qur’an malam itu.
“Aamiin.” Jawabku haru.
Subhanallah sampai detik ini ada rasa haru yang tertahan di dalam tenggorokanku kalau mengingat kata-kata yang keluar dari mulut seorang ibu yang tulus mendo’akan anaknya, bingung saat itu ingin berkata apalagi tapi yang ada dipikiranku saat itu hanya terus menerus bersyukur karena Allah sudah menakdirkan aku bergabung di grup ODOJ ini.
Sudah hampir 5 bulan aku bergabung di grup ODOJ, awalnya aku memang belum tahu tentang ODOJ mulai dari singkatannya sampai kegiatannya. Aku hanya tahu kalau di sosial media mulai ramai membicarakan ODOJ. Ada rasa penasaran yang membuat aku ingin tahu tentang ODOJ lebih jauh tapi saat itu aku hanya tahu kalau ODOJ adalah singkatan dari One Day One Juz. Seketika hatiku bergetar, bagaimana caranya tilawah satu hari satu juz? Sama sekali belum pernah ada di dalam pikiranku untuk tilawah satu hari satu juz karena selama ini aku hanya tilawah satu lembar dalam sehari dan itu hanya ba’da maghrib saja, astaghfirullah.
“Aku juga ingin mengikuti kegiatan itu, terus aku harus memulainya dari mana?” ucapku dalam hati. Diri ini sangat malu ketika ada temanku yang sudah mengikuti kegiatan itu tapi aku hanya bisa membatin, “apakah aku bisa tilawah satu juz dalam sehari?” “Apakah ada waktu disela-sela kegiatan kuliahku untuk tilawah satu juz?” Banyak keraguan yang menahanku untuk tidak bertanya bagaimana cara bergabung di kegiatan itu.
Sempat terlintas di pikiranku bahwa ODOJ hanya kegiatan untuk orang-orang yang ilmu agamanya sudah baik dan hanya untuk kalangan tertentu. Tapi Allah Maha Baik, ketika hambaNya berusaha untuk menjemput hidayahNya kemudian ragu, Allah tidak sungkan-sungkan untuk menyambut kedatangan kita, mengulurkan tangannya dan kemudian meyakinkan untuk terus berjalan ke arah yang lebih baik.
Melalui perantara kakak kelasku di kampus, aku diajak untuk bergabung di grup ODOJ, Allah menepiskan semua keraguanku dan membuatku yakin untuk memutuskan bergabung. Aku ingat persis waktu itu tanggal 4 Januari 2014 aku bergabung dengan grup ODOJ, awalnya aku bingung karena beberapa kali ada yang mengirim pesan untuk memilih juz mana yang mau aku baca. Aku memang belum bertanya kepada kakak kelasku bagaimana mekanismenya setelah masuk grup. Saat itu aku sedang ada acara dan tidak sempat untuk terus memegang handphone dan merespon pesan itu, data paket internetpun tidak aku aktifkan, baru sore hari aku bisa mengaktifkannya ternyata aku sudah tidak bisa bergabung dengan grup tersebut karena jumlah anggotanya sudah cukup 30 orang.
Ada rasa kecewa karena aku pikir tidak ada lagi kesempatan buatku untuk bergabung dengan grup ODOJ. Tapi subhanallah, keesokan harinya aku diundang untuk bergabung dengan grup ODOJ yang baru. Saat itu aku masih bingung karena banyak yang keluar masuk grup tapi itu hanya sebentar saja karena dengan kecepatan sepersekian menit grup sudah lengkap 30 orang. Hari itu juga alhamdulillah aku resmi bergabung dengan grup ODOJ 1988. Allahuakbar!!!
Banyak informasi yang aku dapatkan langsung dari mba citra admin grupku tentang peraturan-peraturan yang berlaku di ODOJ, mulai dari tata cara melapor jika tilawah sudah selesai dibaca dan batasan waktu yang diberikan. Aku dapat menyimpulkan bahwa untuk melakukan kegiatan hal positif apapun awalnya memang harus dipaksakan, sehingga kedisiplinan dan komitmen untuk terus melakukan kegiatan positif itu dapat tertanam di kehidupan kita.
Bukan hal yang mudah untuk membiasakan membaca Al Qur’an yang awalnya hanya satu lembar kemudian dalam waktu 24 jam harus membaca satu juz. Banyak alasan yang timbul di dalam hati, mulai dari waktu kuliah yang dari pagi sampai sore dan waktu setelah itu yang digunakan untuk istirahat dan mengerjakan tugas. Di dalam pikiranku saat itu bagaimana cara membagi waktu untuk menyeimbangkan itu semua. Tapi sekali lagi benar kata pepatah bisa karena terbiasa, tidak butuh waktu lama buatku untuk beradaptasi dengan kegiatan positif ini. Alhamdulillah.
Proses untuk menjadi yang lebih baik memang sangat butuh perjuangan, jalannya pun tidak mudah untuk dilalui. Keyakinan untuk tetap bertahan di ODOJ kembali goyah ketika aku menemukan link chripstory di sosial media tentang ODOJ, disitu aku baca tentang opini penulis yang diperkuat dengan kutipan hadits dan Al Qur’an yang bisa disimpulkan kalau penulis tidak setuju dengan adanya kegiatan membaca Al Qur’an seperti ODOJ, astaghfirullah. Saat itu aku sangat galau harus bagaimana, ada rasa khawatir jika ternyata kalau aku salah melangkah saat ini tapi aku coba bertanya kepada teman-temanku yang juga bergabung dengan grup ODOJ. Ada nasihat dari temanku yang sampai sekarang masih aku ingat, “segala sesuatunya membutuhkan proses begitu juga dengan membaca Al Qur’an, tidak ada yang salah kalau itu berhubungan dengan Al Qur’an karena pada dasarnya Allah yang menyuruh kita untuk membacanya. Mungkin saat ini kamu hanya bisa membaca Al Qur’an saja tanpa membaca maknanya tapi ingatlah kalau Allah menilai semua proses yang kita lakukan dan mulailah pelan-pelan untuk membaca maknanya juga.” Saat itu juga keyakinanku semakin kuat untuk terus istiqomah membaca Al Qur’an satu hari satu juz sampai detik ini.
Ada hal lain yang membuatku semangat untuk terus istiqomah di ODOJ ini, yaitu keluarga baru. Alhamdulillah setelah Allah berbaik hati menakdirkanku untuk bisa tilawah satu hari satu juz, Allah pun mengirimkan 30 akhwat sholehah yang menjadi keluarga baruku sekarang. 30 orang yang berbeda dari segi umur, profesi dan daerah tempat tinggal tidak membuat kita tidak bisa akrab. Seperti sudah kenal lama kita sering berbagi cerita tentang apapun, mulai dari hobi, berbagi resep masakan, saling mengirim foto pribadi sampai keluarga, berbagi tips kesehatan, bercerita tentang makanan khas daerah masing-masing, muhasabah bersama, saling mengingatkan untuk dhuha, qiyamul lail dan taushiyah. Subhanallah sangat indah persaudaraan ini ya Rabb, 5 bulan kita jalani bersama penuh dengan canda, tawa, haru dan bahagia walaupun jarak yang memisahkan kita tapi terasa begitu dekat jika persaudaraan ini terjalin karenaMu ya Allah, semoga persaudaraan ini selamanya sampai akhir hayat kami, aamiin.
Suasana kekeluargaan juga sangat terasa jika ada salah satu anggota grup yang tidak bisa tilawah, seperti peraturan yang disampaikan juz bisa dilelang. Ketika waktu maghrib sudah dekat dan ada lelangan, biasanya semua anggota grup berlomba untuk mengambil lelangan karena ingin khatam tepat waktu. Ada rasa haru setiap menyaksikan kejadian ini karena sampai segitunya kita mau khatam bersama-sama, ada rasa rindu ingin mengaamiinkan setiap do’a khatam selesai dibacakan dan saling menyemangati satu sama lain. Memang butuh perjuangan untuk khatam juz pribadi kemudian khatam 30 juz satu grup tapi Allah selalu membantu disetiap rasa was-was yang kita rasakan. Sampai detik ini kita terus berjuang bersama-sama untuk khatam setiap harinya. Allahuakbar!!!
Tidak mudah memang untuk terus berinteraksi hanya di dunia maya, ada rasa rindu untuk berkumpul bersama-sama satu grup tapi mungkin sampai saat ini hal itu belum bisa terjadi. Grand launching ODOJ tanggal 4 Mei kemarin cukup membuatku senang walaupun tidak bisa ikut hadir ke acara itu tapi menyaksikan di televisi saja sudah cukup. Merinding dan terharu ketika semua yang hadir membacakan deklarasi, tidak bisa dijelaskan bagaimana rasanya tapi yang jelas jiwa ini serasa ikut berada bersama-sama berkumpul disana, tilawah dan berdo’a bersama dengan ribuan orang yang mencintai Al Qur’an.
Banyak perubahan yang aku rasakan, dari satu lembar sekarang setiap hari bisa tilawah satu juz, tidak lupa juga aku selalu memasukkan Al Qur’an kedalam tasku, tilawah sebelum kuliah, dan Al Qur’an menjadi penenang bagiku ketika aku ada masalah. Dan satu do’a yang insya Allah sebentar lagi akan terkabul, di bulan ramadhan tahun ini insya Allah aku bisa mengkhatamkan Al Qur’an bersama-sama 30 saudariku tercinta di grup ODOJ 1988, aamiin.
“Ya Allah ya Rabb terima kasih Engkau telah mengabulkan do’a ibuku yang berharap agar aku menjadi wanita pencinta Al Qur’an, jadikanlah aku selalu istiqomah di jalan ini. Terima kasih juga ya Rabb Engkau mengirimkan wanita-wanita pencinta Al Qur’an yang telah hadir didalam hidupku yang memberikan kesejukan dan keceriaan di setiap harinya. Hadirkan selalu semangat di jiwa kami yang sedang berjuang bersama di jalanMu ya Rabb. Ridhoilah persaudaraan kami ini yang terjalin karenaMu. Pertemukanlah kami suatu saat nanti walaupun bukan di dunia tapi pertemukanlah kami di JannahMu, aamiin.”
Penulis,
Siti Mawadah (G1988)
NB: "Lomba Menulis Kisah Inspiratif ODOJers"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar